Demo Blog

7 Destructive Habits of Unsuccessful People

by CHANGES ZONE on Nov.22, 2009, under

Number 1 - They Think, Say, & Do Negative Things.

Yup. They see problems in every opportunity.
They complain that the sun is too hot. They cursed the rain for ruining their plans for the day. They blame the wind for ruining their hair.
They think that everyone is against them. They see the problems but never the solutions.
Every little bit of difficulty is exaggerated to the point of tragedy. They regard failures as catastrophes. They become discouraged easily instead of learning from their mistakes.
They never seem to move forward because they're always afraid to come out of their comfort zones.

Number 2 - They Act Before They Think.

They move based on instinct or impulse. If they see something they like, they buy at once without any second thought.
Then they see something better. They regret & curse for not able to take advantage of the bargain.
Then they spend & spend again until nothing's left. They don't think about the future. What they're after is the pleasure they will experience at present.
They don't think about the consequences.

Number 3 - They Talk Much More Than They Listen

They want to be the star of the show. So they always engage in talks that would make them heroes, even to the point of lying.
Often times they are not aware that what they're saying is not sensible anymore.
When other people advise them, they close their ears because they're too proud to admit their mistakes.
In their mind they're always correct. They reject suggestions because that will make them feel inferior.

Number 4 - They Give Up Easily

Successful people treat failures as stepping stones to success.
Incompetent ones call it quits upon recognizing the first signs of failure.
At first, they may be excited to start an endeavour. But then they lose interest fairly quickly, especially when they encounter errors.
Then they go & search for a new one. Same story & same results. Incompetent people don't have the persistence to go on and fulfill their dreams.



Number5 - They Try to Bring Others Down To Their Level

Incompetent people envy other successful individuals. Instead of working hard to be like them, these incompetent ones spread rumours and try every dirty trick to bring them down.
They could've asked these successful ones nicely. But no, they're too proud. They don't want to ask advise. Moreover, they're too negative to accomplish anything.

Number 6 - They Waste Their Time

They don't know what to do next. They may just be contented on eating, watching TV, or worse, staring at the blank wall with no thoughts whatsoever to improve their lives.
It's perfectly fine to enjoy once in a while. But time should be managed efficiently in order to succeed. There should be a proper balance between work & pleasure.

Number 7 - They Take the Easy Way Out

If there are two roads to choose from, incompetent people would choose the wider road with less rewards than the narrower road with much better rewards at the end.
They don't want any suffering or hardship. They want a good life.
What these people don't know is that what you reap is what you sow. Efforts & action will not go unnoticed.
If only they would be willing to sacrifice a little, they would be much better off.
Successful people made it through trials & error. They never give up. They are willing to do everything necessary to achieve what they aspire for in life.

copyright from Michael Lee
0 comments more...

Anti-Materi

by CHANGES ZONE on Nov.22, 2009, under


Ini bukan fiksi. Di jagad raya ini ada sesuatu yang disebut
antimateri. Tidak seperti namanya, antimateri ini materi juga, cuma
muatan listriknya berkebalikan dengan muatan listrik materi. Kalau
elektron materi bermuatan negatif, maka elektron antimateri
bermuatan positif. Proton materi bermutaan positif, sedangkan proton
antimateri bermuatan negatif. Meski neutron secara teori bermuatan
listrik netral, muatan neutron antimateri dan materi berkebalikan
juga.

Bagaimana kalau antimateri dan materi yang muatan listriknya
berkebalikan itu bertemu atau bersentuhan? Bisa ditebak, keduanya
akan menimbulkan energi, persis seperti kabel negatif dan positif
listrik bertemu. Bedanya, akibat pertemuan itu, dua macam zat itu
akan musnah tanpa sisa. Jadi, begitu kedua zat itu bersentuhan, akan
timbul ledakan yang akan mengubah seluruh zat itu menjadi energi
seluruhnya, tanpa sisa. Booom....lenyap. Tak ada arang, abu, atau
asap. Semuanya menjadi nihil. Para fisikawan menyebut fenomena ini
sebagai anihilisasi.

Ini bukan cerita fiksi, lo. Adanya pengamatan dan penemuan
antimateri membuktikan kebenaran teori relativitas Enstein: E=MC
kuadrat. Bagi Enstein, materi adalah energi yang terperangkap. Kalau
perangkapnya dilepas, materi akan berubah menjadi energi. Pertemuan
materi dan antimateri adalah materi adalah pelepasan perangkap itu.
Berhubung seluruh materi dan antimateri berubah menjadi tenaga, maka
energi yang timbulpun luar biasa dahsyat, melebihi energi yang
dihasilkan fusi nuklir seperti yang terjadi pada matahari.

Menurut teori, antimateri lahir di jagad raya ini bersamaan dengan
materi, persis beberapa detik setelah big bang alias dentuman besar.
Kebanyakan fisikawan percaya big bang adalah awal mula lahirnya alam
semesta. Kitab-kitab suci mengatakan bahwa Tuhan menciptakan sesuatu
secara berjodoh-jodoh, seperti siang-malam. Meski tak melulu percaya
pada kitab suci, para fisikawan juga percaya bahwa jumlah antimateri
yang tercipta pada saat big bang mestinya sama persis dengan jumlah
materi.

Masalahnya sekarang: kok tidak ada antimateri dekat-dekat sini.
Kalau ada, tentu bakal kita lihat ledakan di mana-mana, bukan?
Benar, sebagian besar antimateri itu sudah sirna karena bertemu
dengan materi yang menjadi saudara kembarnya. Tapi, mestinya, kalau
sekarang masih ada sisa materi (termasuk tubuh kita), mestinya masih
ada pula sisa antimateri yang jumlahnya seimbang.

Kenyataan itu sempat menggoyahkan teori tentang keberadaan
antimateri. Sampai suatu ketika, ada pengamatan sahih yang
membuktikan antimateri itu ada. Asal tahu saja, di antara berbagai
cahaya dan partikel yang menerpa bumi, terdapat partikel-partikel
yang berembus tidak hanya dari atas (langit) tapi dari seluruh arah.
Melihat arah terpaanya, partikel seperti itu bukan berasal dari
matahari, ledakan bintang, atau pancaran galaksi lain. Para
fisikawan yakin partikel itu merupakan sisa-sisa big bang.

Benar saja, sebagian partikel yang menerpa kita itu ternyata
merupakan elektron. Cuma, setelah diamati, elektron itu bermuatan
positif alias antielektron. Orang menyebutnya positron. Keberadaan
antielektron ini bisa terdeteksi lantaran muncul ledakan-ledakan
kecil begitu antielektron itu bersentukan dengan elektron atmosfir
yang bermuatan positif. Meski begitu sebagian elektron itu bisa
ditangkap dan diteliti di laboratorium. Orang pun bisa menciptakan
antielektron.

Kini, beberapa alat kedokteran menggunakan positron untuk melakukan
diagnosa. Caranya, positorn yang dicampur dengan zat cair tertentu
disuntikkan ke jaringan tubuh. Berhubung antielektron-antielektron
itu bersentuhan dengan elektron yang ada pada zat cair yang
menyelimutinya, maka muncul ledakan-ledakan sepanjang aliran zat itu
dalam tubuh. Ledakan-ledakan itulah yang menghasilkan pancaran sinar
gamma. Nah, radiasi sinar gamma itulah yang kemudian bisa dipantau
dokter lewat monitor.

Kalau ada penyumbatan-penyumbatan pembuluh darah di bagian-bagian
tertentu yang berbahaya untuk dideteksi dengan sinar rontgen,
seperti otak misalnya, cara ini sangat membantu. Tak ada sisa
kecuali zat cair yang mengantar antielektron masuk tubuh. Karena
proses anihilisasi, antielektron yang masuk tubuh akan musnah
bersama dengan elektron yang ada dalam zat cair tadi. Ledakan yang
terjadi juga bisa disetel tidak berbahaya karena pertemuan
antielektron dan elektron tidak sampai menghasilkan energi yang bisa
merusak jaringan tubuh.

Manusia, melalui sebuah upaya laboratorium juga bisa menciptakan
antiproton dan antineutron. Itu berarti tinggal satu langkah lagi
bagi manusia bisa menciptakan sebuah antiatom. Bagaimana sebuah
antimateri tercipta? Di sinilah letak kebesaran Tuhan atau siapapun
namanya. Bukan sulap-bukan sihir, antimateri dan materi tercipta
begitu saja dari sebuah ledakan energi yang dahsyat. Melalui ledakan
seperti big bang sebuah antimateri dan materi tiba-tiba ada begitu
saja, entah darimana asalnya.

Para fisikawan eksperimen pun berupaya menciptakan sebuah big bang
buatan. Ledakan sekelas big bang hanya bisa terjadi kalau sebuah
partikel ditembakkan dengan kecepatan cahaya pada partikel lain.
Agar bisa menembakkan partikel dengan kecepatan itu, perlu sebuah
alat yang disebut akselerator. Melalui alat itu, para fisikawan
menembakkan satu buah partikel dengan kecepatan cahaya pada sebuah
lempengan baja (atau apa gitu....).

Booommmmm.....dalam tempo sepersekian detik setelah ledakan itu....
muncullah secara ajaib antimateri dan materi
baru....Subhanallah...!!! Namun, pada saat yang sama mula, dua zat
yang baru lahir itu bersentuhan sehingga keduanya lenyap seraya
menimbulkan ledakan baru. Ledakan baru itupun menghasilkan materi
dan antimateri baru. Begitu terus menerus berulang-ulang, sampai
ledakan yang tercipta tak mencapai ambang batas untuk menimbulkan
materi dan antimateri baru.

Untungnya, sebelum semuanya lenyap para fisikawan berhasil menawan
sebuah antimateri dan mengamankannya agar tak bersentuhan dengan
materi sehingga tidak sampai sirna. Dengan teknik pemanfaatan medan
magnet, sebuah antimateri bisa dibikin mengambang dalam sebuah
tabung yang vacum.

Banyak orang bermimpi mulia, proses pelenyapan antimateri dan materi
lewat sebuah ledakan bisa menjadi alternatif energi paling aman. Tak
ada polusi karena ledakan itu menghasilkan energi secara sempurna.
Dalam kisah Star Trek, pesawat Enterprises diceritakan berbahan
bakar antimateri.

Sayangnya, menurut para fisikawan, meski antimateri bisa diciptakan,
nilai ekonomisnya tidak sebanding dengan energi yang dihasilkannya.
Untuk menciptakan sebutir anti proton, perlu ongkos jutaan dolar.
Mereka bahkan pesimis semaju apapaun teknik penciptaan antimateri,
nilai ekonomisnya tak akan tercapai. Sekadar gambaran, seluruh
antimateri yang tercipta lewat eksperimen selama duapuluh tahun
terkahir ini paling-paling hanya cukup untuk menyalakan sebuah bola
lampu 100 watt selama 3 menit. Antimateri akan menjadi energi
alternatif kalau kita bisa menemukan sebuah tambang antimateri di
sebuah pojok jagad raya.

Sia-siakah penemuan dan pembuktian keberadaan antimateri? Bagi saya,
tidak. Pembuktian adanya antimateri menjadi sebuah titik terang
untuk kembali melacak asal-usul. Mungkinkah ada hubungan antara
sedikitnya antimateri yang tersisa di jagad raya dengan keberadaan
makluk hidup? Mungkinkah, energi yang membuat jantung berdetak dan
pada gilirannya mengalirkan darah ke seluruh tubuh merupakan hasil
pertemuan antar antimateri dan materi? Jangan-jangan, selain 90 kg
materi, saya juga terdiri 90 kg antimateri?
0 comments more...

Teka - Teki

by CHANGES ZONE on Nov.22, 2009, under

Apa yang punya kaki tapi tak kelihatan
Lebih tinggi dari pepohonan
Menembus awan sangatlah tinggi
Tapi tak pernah tumbuh sama sekali?

Tiga puluh kuda putih di atas bukit merah
Mula – mula mereka memamah
Lalu mereka mengunyah
Kemudian berdiri diam tak berubah

Tak bersuara menangis
Tak bersayap terbang
Tak bergigi menggigit
Tak bermulut berbisik

Sebuah mata pada muka biru
Melihat mata pada muka hijau
“Matanya seperti mataku” kata mata pertama
“Tapi tempatnya di bawah bukan di atas”

Tak bisa dilihat, tak bisa diraba
Tak bisa didengar, tak punya aroma
Sembunyi dibalik bintang dan di bawah bukit
Lubang – lubang kosong diisinya sedikit – sedikit
Datang lebih dulu tapi mengikut dibelakang
Mengakhiri hidup, membunuh tawa riang

Ada kotak tanpa engsel, tanpa kunci atau penutup
Tetapi didalamnya berisi emas yang hidup

Hidup tak bernapas
Dingin seperti mayat
Tidak haus, minum terus
Berpakaian besi tidak merasa berat

Tanpa kaki di atas satu kaki
Dua kaki duduk di atas tiga kaki
Empat kaki mendapat bagian

Benda ini makan segalanya:
Burung, binatang, pohon, dan bunga
Mengerat besi, menggigit baja
Batu keras pun digilingnya
Membunuh raja, menghancurkan kota
Meruntuhkan gunung sampai rata



bisakah menebak apa itu semua....????

jawabannya adalah.....
- (Gunung)
- (Gigi)
- (Angin)
- (Matahari)
- (Gelap)
- (Telur)
- (Ikan)
- (Orang makan, kucing dapat bagian)
- (waktu)
1 comments more...

Kenapa Ayam Menyebrang Jalan?

by CHANGES ZONE on Nov.22, 2009, under


Jawaban menurut beberapa kalangan :

Guru TK:
Supaya sampai ke ujung jalan.

Plato:
Untuk mencari kebaikan yang lebih baik.

FBI:
Beri saya lima menit dengan ayam itu, saya akan tahu kenapa.

Aristoteles:
Karena merupakan sifat alami dari ayam.

Captain James T. Kirk
Karena dia ingin pergi ke tempat yang belum pernah ia datangi.

Martin Luther King, Jr.
Saya memimpikan suatu dunia yang membebaskan semua ayam menyeberang jalan
tanpa mempertanyakan kenapa.

Machiavelli
Poin pentingnya adalah ayam menyeberang jalan! Siapa yang peduli kenapa!
Akhir dari penyeberangan akan menentukan motivasi ayam itu.

Freud
Fakta bahwa kalian semua begitu peduli pada alasan ayam itu menunjukkan
ketidaknyamanan seksual kalian yang tersembunyi.

George W Bush
Kami tidak peduli kenapa ayam itu menyeberang! Kami cuma ingin tau apakah
ayam itu ada di pihak kami atau tidak, apa dia bersama kami atau melawan
kami. Tidak ada pihak tengah di sini!

Darwin
Ayam telah melalui periode waktu yang luar biasa, telah melalui seleksi
alam dengan cara tertentu dan secara alami tereliminasi dengan menyeberang
jalan.

Einstein
Apakah ayam itu menyeberang jalan atau jalan yang bergerak di bawah ayam
itu, itu semua tergantung pada sudut pandang kita sendiri.

Nelson Mandela
Tidak akan pernah lagi ayam ditanyai kenapa menyeberang jalan! Dia adalah
panutan yang akan saya bela sampai mati!

Thabo Mbeki
Kita harus mencari tahu apakah memang benar ada kolerasi antara ayam dan
jalan.

Mugabe
Setelah sekian lama jalan dikuasai petani kulit putih, ayam miskin yang
tertindas telah menanti terlalu lama agar jalan itu diberikan kepadanya dan
sekarang dia menyeberanginya dengan dorongan ayam-ayam veteran perang. Kami
bertekad mengambil alih jalan tersebut dan memberikannya pada ayam,
sehingga dia bisa menyeberanginya tanpa ketakutan yang diberikan oleh
pemerintahan Inggris yang berjanji akan mereformasi jalan itu. Kami tidak
akan berhenti sampai ayam yang tidak punya jalan itu punya jalan untuk
diseberangi dan punya kemerdekaan untuk menyeberanginya!

Isaac Newton
Semua ayam di bumi ini kan menyeberang jalan secara tegak lurus dalam garis
lurus yang tidak terbatas dalam kecepatan yang seragam, terkecuali jika
ayam berhenti karena ada reaksi yang tidak seimbang dari arah berlawanan.

Miyabi
Ooohh.... Aahhh... Mmmhhh... Ohh yeeahh...

Programmer J2EE
Tidak semua ayam dapat menyeberang jalan, maka dari itu perlu adanya
interface untuk ayam yaitu nyeberangable, ayam-ayam yang ingin atau bisa
menyeberang diharuskan untuk mengimplementasikan interface nyebrangable,
jadi di sini sudah jelas terlihat bahwa antara ayam dengan jalan sudah
loosely coupled.

Flasher
Karena pada keyframe tersebut terdapat actionscript yang bertuliskan
perintah 'GoTo And Run' ...

LB Moerdani
Selidiki! Apakah ada unsur subversif?

Sutiyoso
Itu ayam pasti ingin naik busway.

Soeharto
Ayam-ayam mana yang ndak nyebrang, tak gebuk semua! Kalo perlu ya
disukabumikan saja.

Habibie
Ayam menyeberang dikarenakan ada daya tarik gravitasi, dimana terjadi
percepatan yang mengakibatkan sang ayam mengikuti rotasi dan berpindah ke
seberang jalan.

Darwis Triadi
Karena di seberang jalan, angle dan lightingnya lebih bagus.

Nia Dinata
Pasti mau casting '30 Hari Mencari Ayam' ya?

Desi Ratnasari
No comment!

Dhani Ahmad
Asal ayam itu mau poligami, saya rasa gak ada masalah mau nyebrang kemana
juga...

Julia Perez
Memangnya kenapa kalo ayam itu menyeberang jalan? Karena sang jantan ada disana ! Daripada sang betina sendirian di seberang sini, yaaaaaaaaahhh dia kesanalahh.. . Cape khan pake alat bantu terus?

Roy Marten
Ayam itu khan hanya binatang biasa, pasti bisa khilaf.. (sambil
sesenggukan) .

Butet Kartaredjasa
Lha ya jelas untuk menghindari grebekan kamtib to?

Roy Suryo
Kalo diliat dari metadatanya, itu ayam asli.

Mega Karti
Ayamnya pasti ayam wong cilik. Dia jalan kaki toh?

Harmoko
Berdasarkan petunjuk presiden.

and the best answer is.......... .....( eng ing eng )

Gus Dur :
"Kenapa ayam nyebrang jalan? Ngapain dipikirin? Gitu aja kok repot!
Bukannya kerja tapi malah baca ginian..."

Satu lagi dari :
Cinta LAura
dengan bibir cumi-cumminya.

Kaca mami And papi akiuu
ayam ga boyleh nyeubrrrang sembarrangan
Capii jadi ayam icu eynak
he can ujan-ujanan, ga usah nayik oyyjeg, and
bisa beycek-beycekan
0 comments more...

Ibuku seorang Pembohong

by CHANGES ZONE on Nov.22, 2009, under


Memang sukar untuk orang lain percaya,tapi itulah
yang berlaku. Ibu saya memang seorang pembohong!!
Sepanjang ingatan saya sekurang-kurangnya 8 kali ibu
membohongi saya. Saya perlu catatkan segala
pembohongan itu untuk dijadikan renungan anda sekalian.

Cerita ini bermula ketika saya masih kecil. Saya
lahir sebagai seorang anak lelaki dalam sebuah
keluarga miskin. Makan minum serba kekurangan. Kami
sering kelaparan. Adakalanya, selama beberapa hari
kami terpaksa makan berlaukkan ikan masin dikongsi
satu keluarga.
Sebagai anak yang masih kecil, saya sering saja
merungut. Saya menangis mahukan nasi dan lauk yang
banyak. Tapi ibu cepat memujuk. Ketika makan, ibu
sering membahagikan bahagian nasinya untuk saya.

Sambil memindahkan nasi ke mangkuk saya, ibu berkata
: ""Makanlah nak ibu tak lapar."

PEMBOHONGAN IBU YANG PERTAMA.


Ketika saya mulai besar ibu yang gigih sering
meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di
tali air berhampiran rumah. Ibu berharap dari ikan
hasil pancingan itu dapat memberikan sedikit makanan
untuk membesarkan kami adik-beradik.
Pulang dari memancing, ibu memasak gulai ikan yang
segar dan mengundang selera. Sewaktu saya memakan
gulai ikan itu ibu duduk disamping kami dan memakan
sisa daging ikan yang masih menempel di tulang
daripada bekas sisa ikan yang saya makan tadi..
Saya sedih melihat ibu seperti itu.. Hati saya
tersentuh lalu dengan menggunakan sudu saya
memberikan ikan itu kepada ibu. Tetapi ibu dengan
cepat menolaknya. Ibu berkata : "Makanlah nak, ibu tak suka makan ikan." –

PEMBOHONGAN IBU YANG KEDUA.

Di usia awal remaja, saya masuk sekolah menengah.
Ibu pergi ke kedai dengan membawa sejumlah penyapu
lidi dan kuih-muih untuk menyara persekolahan
saya,abang dan kakak.
Suatu dinihari lebih kurang pukul 1.30 pagi saya
terjaga dari tidur. Saya melihat ibu membuat kuih
denagn beremankan sebuah pelita di hadapannya.
Beberapa kali saya melihat kepala ibu terhangguk
kerana mengantuk. Saya berkata : "Ibu, tidurlah,
esok pagi ibu kena pergi kebun pula." Ibu tersenyum
dan berkata : "Cepatlah tidur nak, ibu belum mengantuk lagi."

– PEMBOHONGAN IBU YANG KETIGA.

Di hujung musim persekolahan, ibu meminta cuti kerja
supaya dapat menemani saya pergi ke sekolah untuk
menduduki peperiksaan penting. Ketika hari sudah
siang, terik panas matahari mulai menyinari, ibu
terus sabar menunggu saya di luar dewan. Ibu
seringkali saja tersenyum dan mulutnya
terkumat-kamit berdoa kepada Illahi agar saya lulus
ujian peperiksaan ini dengan cemerlang.
Ketika loceng berbunyi menandakan ujian sudah
selesai, ibu dengan segera menyambut saya dan
menuangkan kopi yang sudah disiapkan dalam botol
yang dibawanya. Kopi yang kental itu tidak dapat
dibandingkan dengan kasih saying ibu yang jauh lebih kental.
Melihat tubuh ibu yang dibasahi peluh, saya segera
memberikan cawan saya itu kepada ibu dan menyuruhnya
minum. Tapi ibu cepat-cepat menolaknya dan berkata :
"Minumlah nak, ibu tak haus!!"

– PEMBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT.

Setelah pemergian ayah kerana sakit, iaitu selepas
saya baru beberapa bulan dilahirkan, ibulah yang
mengambil tugas sebagai ayah kepada kami sekeluarga.
Ibu bekerja mengambil upah di kebun, membuat penyapu
lidi dan menjual kuih-muih agar kami tidak kelaparan.
Tapi apalah sangat kudrat seorang ibu. Kehidupan
keluarga kami semakin susah dan susah. Melihat
keadaan keluarga yang semakin parah, seorang pakcik
yang baik hati dan tinggal berjiran dengan kami,
datang untuk membantu ibu. Anehnya, ibu menolak
bantuan itu.
Jiran-jiran sering kali menasihati ibu supaya
menikah lagi agar ada seorang lelaki yang akan
menjaga dan mencarikan wang untuk kami sekeluarga.
Tetapi ibu yang keras hatinya tidak mengendahkan
nasihat mereka. Ibu berkata : "Saya tidak perlukan
cinta saya, tidak perlukan lelaki."

– PEMBOHONGAN IBU YANG KELIMA.

Setelah kakak dan abang habis belajar dan mulai
bekerja, ibu sudah pun tua. Kakak dan abang menyuruh
ibu supaya berehat sahaja di rumah. Tidak payahlah
lagi bersusah payah dan bersengkang mata untuk
mencari duit. Tetapi ibu tidak mahu. Ibu rela pergi
ke pasar setiap pagi menjual sedikit sayur untuk
memenuhi keperluan hidupnya.
Kakak dan abang yang bekerja jauh di kota besar
sering mengirimkan uang untuk membantu memenuhi
keperluan ibu, pun begitu ibu tetap berkeras tidak
mahu menerima uang tersebut. Malahan ibu mengirim
balik uang itu dan ibu berkata : "Jangan
susah-susah, ibu ada duit."

– PEMBOHONGAN IBU YANG KEENAM.

Setelah tamat pengajian di universiti, saya
melanjutkan lagi pelajaran ke peringkat sarjana di
luar Negara. Pengajian saya di sana dibiayai
sepenuhnya oleh sebuah syarikat besar. Sarjana itu
saya sudahi dengan cemerlang,kemudian saya pun
bekerja dengan syarikat yang telah membiayai
pengajian saya juga di luar negara.
Dengan gaji yang agak lumayan, saya berhajat membawa
ibu untuk menikmati penghujung hidupnya di luar
negara. Pada pandangan saya, ibu sudah puas bersusah
payah untuk kami. Hampir seluruh hidupnya habis
dengan penderitaan, eloklah kalau hari-hari tuanya
ini ibu habiskan dengan keceriaan dan keindahan
pula.
Tetapi ibu yang baik hati, menolak ajakan saya. Ibu
tidak mahu menyusahkan anaknya ini dengan berkata ;
"Tak payahlah, ibu tak biasa tinggal di negara orang."

– PEMBOHONGAN IBU YANG KETUJUH.

Beberapa tahun berlalu, ibu semakin tua.. Suatu
malam saya menerima berita ibu diserang penyakit
kanser. Ibu mesti dibedah secepat mungkin. Saya yang
ketika itu berada jauh diseberang samudera terus
segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta.
Saya melihat ibu terbaring lemah di katil hospital
setelah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan
sangat tua, menatap ajah saya dengan penuh
kerinduan. Ibu menhadiahkan saya sebuah senyuman
biarpun agak kaku kerana terpaksa menahan sakit yang
menjalari setiap inci tubuhnya.. Saya dapat melihat
dengan jelas betapa penyakit itu telah memamah tubuh
ibu sehingga ibu menjadi terlalu lemah dan kurus.
Saya menatap wajah ibu sambil berlinangan air mata.
Saya cium tangan ibu kemudian saya kecup pula pipi
dan dahinya. Di saat itu hati saya terlalu pedih,
sakit sekali melihat ibu dalam keadaan seperti ini.
Tetapi ibu tetap tersenyum dan berkata : "Jangan
menangis nak, ibu tak sakit."

– PEMBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Anda bertuah kerana masih mempunyai ibu dan ayah.

Anda boleh memeluk dan menciumnya. Kalau ibu anda

jauh dari mata, anda boleh menelefonnya sekarang,

dan berkata, 'Ibu, saya sayang ibu.
0 comments more...

Belajar dari kura-kura

by CHANGES ZONE on Nov.22, 2009, under



Ada satu keluarga kura-kura memutuskan untuk pergi bertamasya. Dasar kura-kura, dari sananya memang sudah serba lambat, untuk mempersiapkan piknik ini saja mereka butuhkan waktu 7 tahun. Akhirnya keluarga kura-kura ini meninggalkan hunian mereka, pergi mencari tempat yang cocok untuk kegiatan piknik mereka.

Baru ditahun kedua mereka temukan lokasi yang sesuai dan cocok! Selama enam bulan mereka membersihkan tempat itu, membongkari semua keranjang-kura perbekalan piknik, dan membenah-susuni tempat itu. Lalu mereka baru sadar dan lihat bahwa mereka lupa membawa garam. Waduh, sebuah piknik tanpa garam? Mereka serempak setuju dan berteriak itu bisa menjadi bencana luar biasa. Setelah panjang lebar berdiskusi, kura termuda yang diputuskan terpilih untuk mengambil garam di rumah mereka. Meskipun ia termasuk kura tercepat dari semua kura-kura yang lambat, si kura kecil ini merengek, menangis dan me-ronta-kura dalam batoknya. Ia setuju pergi tapi dengan berdasarkan satu syarat: bahwa tidak satu pun boleh makan sampai ia kembali.
Keluarga kura itu setuju dan si kura kecil ini berangkatlah.

Tiga tahun lewat dan kura kecil itu masih juga belum kembali. Lima tahun, enam tahun, lalu memasuki tahun ketujuh kepergiannya, kura-kura tertua sudah tak tahan menahan laparnya. Ia pun mengumumkan bahwa ia begitu lapar dan akan mulai makan dan mulai membuka rotinya.

Pada saat itu, tiba-kura muncul si kura-kura kecil dari balik sebatang pohon dan berteriak: "Lihat tuhhh!! Benar, kan!? Aku tahu kalian memang tak akan menunggu. Achhh, kalau begini caranya aku nggak jadi pergi mengambil garam."

Sebagian dari kita memboroskan waktu sekedar cuma menunggui sampai orang lain memenuhi harapan kita. Sebaliknya, kita begitu kuatir, prihatin, sering malah terlalu memerdulikan apa yang dikerjakan orang lain sampai-sampai dan malahan kita cuma berpangku tangan tanpa berbuat apa pun. Kita acap menjadi kura-kura, tanpa menyadarinya.
1 comments more...

Asal Mula Nama Indonesia

by CHANGES ZONE on Nov.22, 2009, under


PADA zaman purba, kepulauan tanah air kita disebut dengan aneka nama.
Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan kita dinamai Nan-hai
(Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa India menamai
kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang
diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar,
seberang). Kisah Ramayana karya pujangga
Valmiki yang termasyhur itu
menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik
Ravana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang)
yang terletak di Kepulauan Dwipantara.

Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa).
Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab
luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh
kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh
di Sumatra. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil
"Jawa" oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun.
"Samathrah, Sholibis, Sundah, kulluh Jawi (Sumatra, Sulawesi, Sunda,
semuanya Jawa)" kata seorang pedagang di Pasar Seng, Mekah.

Lalu tibalah zaman kedatangan orang Eropa ke Asia. Bangsa-bangsa
Eropa yang pertama kali datang itu beranggapan bahwa Asia hanya
terdiri dari Arab, Persia, India, dan Cina. Bagi mereka, daerah yang
terbentang luas antara Persia dan Cina semuanya adalah "Hindia".
Semenanjung Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia
Tenggara dinamai "Hindia Belakang". Sedangkan tanah air kita
memperoleh nama "Kepulauan Hindia" (Indische Archipel, Indian
Archipelago, l'Archipel Indien) atau "Hindia Timur" (Oost Indie, East
Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah
"Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel
Malais).

Ketika tanah air kita terjajah oleh bangsa Belanda, nama resmi yang
digunakan adalah Nederlandsch- Indie (Hindia Belanda), sedangkan
pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo
(Hindia Timur). Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan
nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk
menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya
juga "Kepulauan Hindia" (bahasa Latin insula berarti pulau). Tetapi
rupanya nama Insulinde ini kurang populer. Bagi orang Bandung,
Insulinde mungkin cuma dikenal sebagai nama toko buku yang pernah ada
di Jalan Otista.

Pada tahun 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879-1950),
yang kita kenal sebagai Dr. Setiabudi (beliau adalah cucu dari adik
Multatuli), memopulerkan suatu nama untuk tanah air kita yang tidak
mengandung unsur kata "India". Nama itu tiada lain adalah Nusantara,
suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi
mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang
ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 lalu diterjemahkan oleh
J.L.A. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada
tahun 1920.

Namun perlu dicatat bahwa pengertian Nusantara yang diusulkan
Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian, nusantara zaman Majapahit.
Pada masa Majapahit Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau
di luar Jawa (antara dalam bahasa Sansekerta artinya luar, seberang)
sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa). Kita tentu pernah
mendengar Sumpah Palapa dari Gajah Mada, "Lamun huwus kalah
nusantara, isun amukti palapa" (Jika telah kalah pulau-pulau
seberang, barulah saya menikmati istirahat). Oleh Dr. Setiabudi kata
nusantara zaman Majapahit yang berkonotasi jahiliyah itu diberi
pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli
antara, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu "nusa di
antara dua benua dan dua samudra", sehingga Jawa pun termasuk dalam
definisi nusantara yang modern. Istilah nusantara dari Setiabudi ini
dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari
nama Hindia Belanda.

Sampai hari ini istilah nusantara tetap kita pakai untuk menyebutkan
wilayah tanah air kita dari Sabang sampai Merauke. Tetapi nama resmi
bangsa dan negara kita adalah Indonesia. Kini akan kita telusuri dari
mana gerangan nama yang sukar bagi lidah Melayu ini muncul.

Nama Indonesia

Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan,
Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang
dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), orang Skotlandia
yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada
tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel
Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah
JIAEA.

Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel
On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-
Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah
tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu
untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia
tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain.
Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos
dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu
tertulis: ... the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan
Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians.

Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu)
daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat
untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk
Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl,
bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam
tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak
memakai istilah Indunesia.

Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson
Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada
awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi
kepulauan tanah air kita, sebab istilah "Indian Archipelago" terlalu
panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang
Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih
baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.

Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak
pada halaman 254 dalam tulisan Logan: Mr. Earl suggests the
ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of
Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which
is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian
Archipelago. Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak
menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama bangsa
dan negara yang jumlah penduduknya peringkat keempat terbesar di muka
bumi!

Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia"
dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah
ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang
bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder
die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat
hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air kita tahun 1864
sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah
"Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul
anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang
tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van
Nederlandsch- Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah
"Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.

Putra ibu pertiwi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia"
adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika di buang ke
negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan
nama Indonesische Pers-bureau.

Makna politis

Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah
ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh
pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama "Indonesia"
akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang
memperjuangkan kemerdekaan! Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga
dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.

Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa
Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi
pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun
1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi
Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka,
Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya, "Negara Indonesia Merdeka
yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil
disebut "Hindia Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat
menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama
Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena
melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan
untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha
dengan segala tenaga dan kemampuannya. "

Sementara itu, di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie
Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia
berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Lalu pada tahun
1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische
Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-
mula menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia"
dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa kita pada
Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang
kini kita sebut Sumpah Pemuda.

Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat;
DPR zaman Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo,
dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah
Belanda agar nama "Indonesia" diresmikan sebagai pengganti nama
"Nederlandsch- Indie". Tetapi Belanda keras kepala sehingga mosi ini
ditolak mentah-mentah.

Maka kehendak Allah pun berlaku. Dengan jatuhnya tanah air kita ke
tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama "Hindia
Belanda" untuk selama-lamanya. Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945,
atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, lahirlah Republik Indonesia.
0 comments more...

Looking for something?

Use the form below to search the site:

Still not finding what you're looking for? Drop a comment on a post or contact us so we can take care of it!