Demo Blog

Anti-Materi

by CHANGES ZONE on Nov.22, 2009, under


Ini bukan fiksi. Di jagad raya ini ada sesuatu yang disebut
antimateri. Tidak seperti namanya, antimateri ini materi juga, cuma
muatan listriknya berkebalikan dengan muatan listrik materi. Kalau
elektron materi bermuatan negatif, maka elektron antimateri
bermuatan positif. Proton materi bermutaan positif, sedangkan proton
antimateri bermuatan negatif. Meski neutron secara teori bermuatan
listrik netral, muatan neutron antimateri dan materi berkebalikan
juga.

Bagaimana kalau antimateri dan materi yang muatan listriknya
berkebalikan itu bertemu atau bersentuhan? Bisa ditebak, keduanya
akan menimbulkan energi, persis seperti kabel negatif dan positif
listrik bertemu. Bedanya, akibat pertemuan itu, dua macam zat itu
akan musnah tanpa sisa. Jadi, begitu kedua zat itu bersentuhan, akan
timbul ledakan yang akan mengubah seluruh zat itu menjadi energi
seluruhnya, tanpa sisa. Booom....lenyap. Tak ada arang, abu, atau
asap. Semuanya menjadi nihil. Para fisikawan menyebut fenomena ini
sebagai anihilisasi.

Ini bukan cerita fiksi, lo. Adanya pengamatan dan penemuan
antimateri membuktikan kebenaran teori relativitas Enstein: E=MC
kuadrat. Bagi Enstein, materi adalah energi yang terperangkap. Kalau
perangkapnya dilepas, materi akan berubah menjadi energi. Pertemuan
materi dan antimateri adalah materi adalah pelepasan perangkap itu.
Berhubung seluruh materi dan antimateri berubah menjadi tenaga, maka
energi yang timbulpun luar biasa dahsyat, melebihi energi yang
dihasilkan fusi nuklir seperti yang terjadi pada matahari.

Menurut teori, antimateri lahir di jagad raya ini bersamaan dengan
materi, persis beberapa detik setelah big bang alias dentuman besar.
Kebanyakan fisikawan percaya big bang adalah awal mula lahirnya alam
semesta. Kitab-kitab suci mengatakan bahwa Tuhan menciptakan sesuatu
secara berjodoh-jodoh, seperti siang-malam. Meski tak melulu percaya
pada kitab suci, para fisikawan juga percaya bahwa jumlah antimateri
yang tercipta pada saat big bang mestinya sama persis dengan jumlah
materi.

Masalahnya sekarang: kok tidak ada antimateri dekat-dekat sini.
Kalau ada, tentu bakal kita lihat ledakan di mana-mana, bukan?
Benar, sebagian besar antimateri itu sudah sirna karena bertemu
dengan materi yang menjadi saudara kembarnya. Tapi, mestinya, kalau
sekarang masih ada sisa materi (termasuk tubuh kita), mestinya masih
ada pula sisa antimateri yang jumlahnya seimbang.

Kenyataan itu sempat menggoyahkan teori tentang keberadaan
antimateri. Sampai suatu ketika, ada pengamatan sahih yang
membuktikan antimateri itu ada. Asal tahu saja, di antara berbagai
cahaya dan partikel yang menerpa bumi, terdapat partikel-partikel
yang berembus tidak hanya dari atas (langit) tapi dari seluruh arah.
Melihat arah terpaanya, partikel seperti itu bukan berasal dari
matahari, ledakan bintang, atau pancaran galaksi lain. Para
fisikawan yakin partikel itu merupakan sisa-sisa big bang.

Benar saja, sebagian partikel yang menerpa kita itu ternyata
merupakan elektron. Cuma, setelah diamati, elektron itu bermuatan
positif alias antielektron. Orang menyebutnya positron. Keberadaan
antielektron ini bisa terdeteksi lantaran muncul ledakan-ledakan
kecil begitu antielektron itu bersentukan dengan elektron atmosfir
yang bermuatan positif. Meski begitu sebagian elektron itu bisa
ditangkap dan diteliti di laboratorium. Orang pun bisa menciptakan
antielektron.

Kini, beberapa alat kedokteran menggunakan positron untuk melakukan
diagnosa. Caranya, positorn yang dicampur dengan zat cair tertentu
disuntikkan ke jaringan tubuh. Berhubung antielektron-antielektron
itu bersentuhan dengan elektron yang ada pada zat cair yang
menyelimutinya, maka muncul ledakan-ledakan sepanjang aliran zat itu
dalam tubuh. Ledakan-ledakan itulah yang menghasilkan pancaran sinar
gamma. Nah, radiasi sinar gamma itulah yang kemudian bisa dipantau
dokter lewat monitor.

Kalau ada penyumbatan-penyumbatan pembuluh darah di bagian-bagian
tertentu yang berbahaya untuk dideteksi dengan sinar rontgen,
seperti otak misalnya, cara ini sangat membantu. Tak ada sisa
kecuali zat cair yang mengantar antielektron masuk tubuh. Karena
proses anihilisasi, antielektron yang masuk tubuh akan musnah
bersama dengan elektron yang ada dalam zat cair tadi. Ledakan yang
terjadi juga bisa disetel tidak berbahaya karena pertemuan
antielektron dan elektron tidak sampai menghasilkan energi yang bisa
merusak jaringan tubuh.

Manusia, melalui sebuah upaya laboratorium juga bisa menciptakan
antiproton dan antineutron. Itu berarti tinggal satu langkah lagi
bagi manusia bisa menciptakan sebuah antiatom. Bagaimana sebuah
antimateri tercipta? Di sinilah letak kebesaran Tuhan atau siapapun
namanya. Bukan sulap-bukan sihir, antimateri dan materi tercipta
begitu saja dari sebuah ledakan energi yang dahsyat. Melalui ledakan
seperti big bang sebuah antimateri dan materi tiba-tiba ada begitu
saja, entah darimana asalnya.

Para fisikawan eksperimen pun berupaya menciptakan sebuah big bang
buatan. Ledakan sekelas big bang hanya bisa terjadi kalau sebuah
partikel ditembakkan dengan kecepatan cahaya pada partikel lain.
Agar bisa menembakkan partikel dengan kecepatan itu, perlu sebuah
alat yang disebut akselerator. Melalui alat itu, para fisikawan
menembakkan satu buah partikel dengan kecepatan cahaya pada sebuah
lempengan baja (atau apa gitu....).

Booommmmm.....dalam tempo sepersekian detik setelah ledakan itu....
muncullah secara ajaib antimateri dan materi
baru....Subhanallah...!!! Namun, pada saat yang sama mula, dua zat
yang baru lahir itu bersentuhan sehingga keduanya lenyap seraya
menimbulkan ledakan baru. Ledakan baru itupun menghasilkan materi
dan antimateri baru. Begitu terus menerus berulang-ulang, sampai
ledakan yang tercipta tak mencapai ambang batas untuk menimbulkan
materi dan antimateri baru.

Untungnya, sebelum semuanya lenyap para fisikawan berhasil menawan
sebuah antimateri dan mengamankannya agar tak bersentuhan dengan
materi sehingga tidak sampai sirna. Dengan teknik pemanfaatan medan
magnet, sebuah antimateri bisa dibikin mengambang dalam sebuah
tabung yang vacum.

Banyak orang bermimpi mulia, proses pelenyapan antimateri dan materi
lewat sebuah ledakan bisa menjadi alternatif energi paling aman. Tak
ada polusi karena ledakan itu menghasilkan energi secara sempurna.
Dalam kisah Star Trek, pesawat Enterprises diceritakan berbahan
bakar antimateri.

Sayangnya, menurut para fisikawan, meski antimateri bisa diciptakan,
nilai ekonomisnya tidak sebanding dengan energi yang dihasilkannya.
Untuk menciptakan sebutir anti proton, perlu ongkos jutaan dolar.
Mereka bahkan pesimis semaju apapaun teknik penciptaan antimateri,
nilai ekonomisnya tak akan tercapai. Sekadar gambaran, seluruh
antimateri yang tercipta lewat eksperimen selama duapuluh tahun
terkahir ini paling-paling hanya cukup untuk menyalakan sebuah bola
lampu 100 watt selama 3 menit. Antimateri akan menjadi energi
alternatif kalau kita bisa menemukan sebuah tambang antimateri di
sebuah pojok jagad raya.

Sia-siakah penemuan dan pembuktian keberadaan antimateri? Bagi saya,
tidak. Pembuktian adanya antimateri menjadi sebuah titik terang
untuk kembali melacak asal-usul. Mungkinkah ada hubungan antara
sedikitnya antimateri yang tersisa di jagad raya dengan keberadaan
makluk hidup? Mungkinkah, energi yang membuat jantung berdetak dan
pada gilirannya mengalirkan darah ke seluruh tubuh merupakan hasil
pertemuan antar antimateri dan materi? Jangan-jangan, selain 90 kg
materi, saya juga terdiri 90 kg antimateri?
0 comments more...

0 comments

Post a Comment

Looking for something?

Use the form below to search the site:

Still not finding what you're looking for? Drop a comment on a post or contact us so we can take care of it!